Rabu, 05 Agustus 2009

Petani Miskin

Pada kesempatan ini, akan kami berikan gambaran ( discripsi ) perihal kisah seorang petani yang miskin, kami sebut saja pak amir, pak amir adalah sosok hidup yang miskin akan harta tetapi dengan modal kemauan, berusaha dan selalu berfikir positif. Beliau adalah patani yang tidak memiliki lahan garapan sejengkalpun, sedangkan tanah yang digarapnya adalah lahan orang lain, sehingga statusnya adalah sebagai petani penggarap.

Setiap hari sehabis sholat subuh, selain menjalankan syariat dan berdoa atas kesejahteraan yang akan dilimpahkan untuk dirinya dan keluarganya. Sehabis melakukan ritual religi sebagaimana biasa dilakukan oleh setiap orang, beliau berjalan menuju dapur yang kumuh dimana semua peralatan yang digunakan untuk bertani tersimpan dengan rapinya, diambilnya satu-satu peralatan yang akan digunakan, kemudian setiap alat tersebut di control apakah layak atau tidak untuk dibawa ke sawah, setelah dikira cukup untuk kegiatan kontroling tersebut, kemudian yang bersangkutan bergegas menuju kesawah.

Sesampainya disawah, pak amir ini berdiri sejenak diatas pematang sawah, memandangi setiap sudut dan berpikir, “ apa yang akan saya lakukan lebih dulu dengan tenaga dan waktu yang terbatas tetapi menghasilkan “ kemudian beliau berjalan dan berhenti pada suatua tempat, disitulah ditetapkan sebagai awal kerjanya, dengan memperbaiki saluran air yang diliatnya sudah tidak teratur karena hama tikus.

Badannya terbakar hitam legam, tetapi tidak perduli walau terik, kerja tidak kendor dan semakin panas membakar kulit semakin bara juga tenaga yang dimiliki, dengan harapan mendapatkan hasil yang menjanjikan, walaupun lahan tersebut milik orang lain tetapi pak amir bekerja dengan iklas dan tekun, senja telah tiba, bergegaslah pulang dan berharap bisa bercengkrama dengan anak dan istrinya yang sudah menunggu dirumah, dengan penuh pengharapan.
Kegiatan tersebut dilakukan beliau rutin setiap hari, berangkat pagi pulang petang, walau padi sudah tertanam dengan teratur dan menampakkan kesuburuannya, pak amir tidak merasa puas begitu saja, apa yang dapat dilakukan beliau lakukan agar panen berhasil dengan baik. Tibalah saatnya 4 ( empat ) bulan, panen yang dinanti telah tiba, betapa bangganya dan gembiranya pak amir melihat hasil panen melimpah ruah, tidak seperti yang dihasilkan oleh petani lainnya. Sujud syukurpun dilakukan sebagai ucapan terima kasih kepada Yang Esa.




Demikian sepenggal kisah Petani miskin, beberapa arti positif yang dapat kita tanggap dan perlu kita jadikan teladan antara lain sebagai berikut :
1. Dalam melakukan kegiatan baik skala kecil atau sebaliknya, penting kiranya melakukan tindakan identifikasi peralatan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam proses kerja, Mengapa ?
a. Guna mewujudkan tindakan minimalisasi tingkat kecelakaan kerja.
b. Guna mencapai kegiatan yang mengacu pada effisiensi biaya yang dipergunakan tetapi tidak mengurangi standart mutu.
c. Guna meningkatkan effektifitas kerja pada setiap bagian, dengan demikian integritas kerja dapat diujudkan secara terpadu.
2. Merasa memiliki dan peduli adalah modal utama dalam melakukan setiap pekerjaan dan selalalu positif thinking.
3. Jangan pernah mengandalkan kata “ biasa “, mengapa, karean akan menjerumuskan kita, mengingat banyaknya perubahan ( Dinanika ) yang terjadi diseputar kita.
4. Melakukan pekerjaan dengan mengacu pada kepercayaan diri akan bisa/dapat melakukannya dengan baik dan penuh konskwensi menjadi tolak ukur keberhasilan dimasa yang akan datang.
5. berdoa dan bersyukur adalah obat relaksasi hati.
Semoga menjadikan kita lebih bijak dan cermat dalam memberikan kontribusi dan loyalitas untuk perusahaan, diri sendiri, orang lain dan keluarga kita. Amin……………….



Fso---Boyolali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar