Rabu, 11 Maret 2009

Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja: Standard Nasional Indonesia (SNI 16-7058-2004)

Pengukuran kadar debu total di udara
tempat kerja
Standard Nasional Indonesia (SNI 16-7058-2004)


Daftar isi
Daftar isi ......................................................i
Prakata ........................................................ii
Pendahuluan ............................................. iii
1..Ruang lingkup ....................................... 1
2.. Istilah dan definisi ............................... 1
3..Cara pengukuran ................................. 1




Prakata
Standar pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja dimaksudkan untuk mewujudkan keseragaman dalam melakukan pengukuran secara nasional dan dalam rangka upaya melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Standar ini disusun oleh Subpanitia Teknis Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Panitia Teknis 94S, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Standar ini telah dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 11 Nopemper 2003 yang dihadiri oleh wakil-wakil dari instansi pemerintah, serikat pekerja, perusahaan, asosiasi profesi dan universitas.



Pendahuluan
Perkembangan industri yang makin pesat di samping berefek positif pada kehidupan juga menimbulkan problema terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang salah satu penyebabnya adalah debu yang timbul pada pekerjaan-pekerjaan di tempat kerja sebagai akibat proses produksi.

Efek yang timbul akibat terpapar debu total di tempat kerja dapat mengurangi kenyamanan ketika bekerja dan debu-debu jenis tertentu dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan tenaga kerja. Berdasarkan kenyataan di atas perlu upaya penanggulangan dengan melakukan pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja menggunakan pengukuran kadar debu yang di bakukan sebagai SNI.

Pengukuran kadar debu total yang digunakan adalah cara gravimetri. Lingkup standar ini mecakup prinsip pengukuran, penentuan titik pengambilan contoh uji, peralatan, bahan yang digunakan, cara pengambilan contoh dan perhitungan kadar debu total di udara tempat kerja. Teknisi yang menggunakan standar pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja harus mempunyai kompetensi di bidang ini.



Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja

1 Ruang lingkup
Standar ini menguraikan pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja secara gravimetri yang meliputi tahap persiapan, pengambilan contoh, penimbangan dan perhitungan kadar debu total.

2 Istilah dan definisi
2.1
Debu: partikel padat yang terbentuk karena adanya kekuatan alami atau mekanik seperti penghalusan (grinding), penghancuran (crushing), peledakan (blasting), pengayakan (shaking) dan atau pengeboran (drilling)

2.2
debu total: debu di udara tempat kerja pada semua ukuran

2.3
Desikator: alat untuk mempertahankan kelembaban di kertas filter pada skala tertentu

2.4
Hidrofobik: sifat yang tidak menyerap uap air

2.5
zona pernapasan
area setengah lingkaran dari lubang hidung tenaga kerja dengan diameter 0,6 m di sekitar
kepala dan bahu

2.6
Flowmeter: alat yang digunakan untuk mengukur laju kecepatan aliran udara

3 Cara pengukuran
3.1 Prinsip: Alat diletakkan pada titik pengukuran setinggi zona pernafasan, pengambilan contoh dilakukan selama beberapa menit hingga satu jam (sesuai kebutuhan dan tujuan pengukuran) dan kadar debu total yang diukur ditentukan secara gravimetri.

3.2 Peralatan
a) low volume dust sampler (LVS) dilengkapi dengan pompa pengisap udara dengan kapasitas 5 l/menit – 15 l/menit dan selang silikon atau selang teflon;
b) timbangan analitik dengan sensitivitas 0,01 mg;
c) pinset;
d) desikator, suhu (20 + 1)oC dan kelembaban udara (50 + 5)%;
e) flowmeter;
f) tripod;
g) termometer;
h) higrometer.

3.3 Bahan
Filter hidrofobik (misal: PVC, fiberglass) dengan ukuran pori 0,5 μm.

3.4 Prosedur kerja
3.4.1 Persiapan
a) Filter yang diperlukan disimpan di dalam desikator selama 24 jam agar mendapatkan kondisi stabil.
b) Filter kosong pada 3.4.1 a) ditimbang sampai diperoleh berat konstan, minimal tiga kali penimbangan, sehingga diketahui berat filter sebelum pengambilan contoh, catat berat filter blanko dan filter contoh masing-masing dengan berat B1 (mg) dan W1 (mg). Masingmasing filter tersebut ditaruh di dalam holder setelah diberi nomor (kode).
c) Filter contoh dimasukkan ke dalam low volume dust sampler holder dengan menggunakan pinset dan tutup bagian atas holder.
d) Pompa pengisap udara dikalibrasi dengan kecepatan laju aliran udara 10 l/menit dengan menggunakan flowmeter (flowmeter harus dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi).

3.4.2 Pengambilan contoh
a) LVS pada point 3.4.1 c) di atas dihubungkan dengan pompa pengisap udara dengan menggunakan selang silikon atau teflon.
b) LVS diletakkan pada titik pengukuran (di dekat tenaga kerja terpapar debu) dengan menggunakan tripod kira-kira setinggi zona pernafasan tenaga kerja (seperti Gambar.
c) Pompa pengisap udara dihidupkan dan lakukan pengambilan contoh dengan kecepatan laju aliran udara (flowrate) 10 l/menit.
d) Lama pengambilan contoh dapat dilakukan selama beberapa menit hingga satu jam (tergantung pada kebutuhan, tujuan dan kondisi di lokasi pengukuran).
e) Pengambilan contoh dilakukan minimal 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal, pertengahan dan akhir shift kerja.
f) Setelah selesai pengambilan contoh, debu pada bagian luar holder dibersihkan untuk menghindari kontaminasi.
g) Filter dipindahkan dengan menggunakan pinset ke kaset filter dan dimasukkan ke dalam desikator selama 24 jam.

3.4.3 Penimbangan
a) Filter blanko sebagai pembanding dan filter contoh ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik yang sama sehingga diperoleh berat filter blanko dan filter contoh masing-masing B2 (mg) dan W2 (mg).
b) Catat hasil penimbangan berat filter blanko dan filter contoh sebelum pengukuran (lihat3.4.1.b) dan sesudah pengukuran pada formulir seperti pada Lampiran A.

3.4.4 Perhitungan
Kadar debu total di udara dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut dan
hasilnya dicatat pada formulir seperti pada Lampiran B.
(W2 - W1) - (B2 - B1)
C = ----------------------------------- (mg/l)
V
atau

( W2 - W1 ) - ( B2 - B1 )
C = ----------------------------------- x 103 (mg/m3)
V

dengan: C adalah kadar debu total (mg/l) atau (mg/m3);
W2 adalah berat filter contoh setelah pengambilan contoh (mg);
W1 adalah berat filter contoh sebelum pengambilan contoh (mg);
B2 adalah berat filter blanko setelah pengambilan contoh (mg);
B1 adalah berat filter blanko sebelum pengambilan contoh (mg);
V adalah volume udara pada waktu pengambilan contoh (l)

1 komentar: